Iwan Pranoto
Rabu, 12 Desember 2012
TIMSS 2011: Aljabar - Mengetahui
Dalam soal ini, siswa dituntut menyelesaikan pertaksamaan linear. Soal seperti ini sebenarnya sudah biasa -- seharusnya -- di pendidikan matematika Indonesia. Namun, ternyata juga persentase siswa yang dapat menjawab dengan benar sangat rendah. Jangankan di rata-rata. Hanya ada 3% siswa yang benar. Ini sangat mengejutkan, karena artinya yang diajarkan terus-menerus juga ternyata tidak dipahami. Soal ini bukan tipe bernalar, tetapi tipe mengetahui. Sederhananya, ini Low Order of Thinking (LOT), bukan HOT.
TIMSS 2011: Geometri - Bernalar
Dalam soal ini, siswa dituntut bernalar dalam geometri. Ini juga sebenarnya mudah. Siswa diminta membayangkan memasukkan balok-balok kecil tersebut ke dalam kotak yang diberi tahu ukurannya. Di sini, persentase anak kita yang menjawab benar hanya 11%. Lihat tabel di sebelah kiri. Ini luar biasa menyedihkan, karena anak-anak kita pasti hafal rumus volume benda seperti balok, namun di sini mereka dituntut bernalar. Soal-soal UN dan yang dikembangkan di Indonesia justru bernalarnya rendah, berhitungnya ruwet. Di soal ini, kita justru dapat lihat perhitungannya sangat sederhana, tetapi bernalarnya yang dituntut.
TIMSS 2011: Bilangan - Bernalar
Soal ini tentang bilangan. Di sini sebenarnya siswa dituntut untuk menganalisis situasi jika ada dua bilangan pecahan antara 0 dan 1, dikalikan. Maka diharapkan siswa mampu menyimpulkan bahwa hasil perkaliannya harus lebih kecil dari keduanya. Misalnya 2/3 kali 3/8, maka hasilnya 1/4 yang lebih kecil dari kedua bilangan tadi. Siswa di Indonesia hanya dibiasakan menglaikan pecahan. Pasti anak-anak kita mampu mengalikan dua pecahan, namun mereka tak mampu bernalar tentang perkalian bilangan. Di soal ini, Indonesia paling rendah dari semua negara yang disurvei. Ini kegagalan pendidikan matematika di kita.
TIMSS 2011: Aljabar - Bernalar
Pada soal bagian Aljabar dan Bernalar ini, kita dapat lihat anak-anak Indonesia sangat sedikit yang berhasil menjawab benar. Di sini benar-benar perhitungannya sederhana sekali. Namun, bernalarnya lumayan tinggi. SEbenarnya dari gambar di atas, siswa mengetahui bahwa berat si benda kurang dr 8 kg. Gambar kedua menunjukkan 3 benda itu lebih dari 20 kg, yang artinya si benda tersebut lebih dari 20/3 = 6 2/3 kg.
Jelas pula, dari sini, permasalahan pendidikan matematika kita terlalu fokus pada kecakapan teknis, gagal mengangkat ke proses bernalar. Makanya anak-anak kita gagal di soal spt ini.
Senin, 20 Februari 2012
Senin, 09 Januari 2012
Selasa, 25 Oktober 2011
Langganan:
Postingan (Atom)